AgenSBO - Zinedine Zidane tidak pernah merahasiakan fakta bahwa pelatih pertama yang membuatnya terkesan dengan taktik sepak bola adalah Marcelo Lippi, sosok yang menanganinya di Juventus beberapa tahun silam. Sekarang, sebagai bos Real Madrid, Zidane mungkin menerapkan sedikit pengetahuannya dari Lippi.
Beberapa tahun silam, pada lompatan besar pertamanya sebagai pemain, Zidane cukup beruntung bisa mempelajari sepak bola Italia dari Lippi. Tidak hanya soal permainan fisik, tapi soal taktik khas Italia.
Mengutip Marca, saat itu Juve-nya Lippi merupakan mesin defensif yang luar biasa, meski kedatangan pemain-pemain seperti Zidane dan Alesaandro Del Piero telah meningkatkan daya serang mereka di lini serang.
Italian Defense.
Tidak ada yang bisa meragukan tangguhnya pertahanan Italia di dunia sepak bola, dengan taktik yang biasa disebut catenaccio. Bersama Lippi, Zidane belajar pentingnya pertahanan dan menjaga keseimbangan tim dalam permainan.
Kata 'keseimbangan' itulah yang paling sering dilontarkan Zidane pada sesi konferensi pers Madrid musim ini. Dia tahu bahwa timnya yang sekarang tidak setangguh era pertama dahulu, saat masih memiliki Real Madrid.
Tercatat, pada musim 2016/17 lalu, yaitu pada musim terbaik Real Madrid di era modern yang berhasil meraih lima trofi dari enam kesempatan, Los Blancos kebobolan 1,2 gol per pertandingan. Jumlah itu cukup banyak, tapi mereka bisa mengatasinya dengan mencetak lebih banyak gol, yakni rerata nyaris tiga gol per pertandingan. Berkat itu mereka bisa mendapatkan trofi Liga Champions dan La Liga.
Sudah Berbeda.
Masa-masa manis itu sudah berlalu. Ronaldo pergi ke Juventus, Madrid kehilangan mesin golnya. Julen Lopetegui dan Santiago Solari gagal mencari solusi, sekarang tugas berat itu dipikul Zidane.
Sebenarnya Zidane pun pernah kesulitan menjelang akhir 2018/19 lalu. Timnya tidak bisa mencetak gol dan terlalu mudah kebobolan.
Sekarang, setelah sempat kesulitan di awal musim, keseimbangan adalah mantra terkuat Zidane. Madrid tidak lagi serapuh dahulu.
Catatan Defensif.
Sekarang, Madrid hanya kebobolan 0,8 gol per pertandingan. Angka itu bukti perkembangan signifikan dalam tiga musim terakhir, meski lini serang mereka hanya bisa mencetak 2,1 gol per pertandingan.
Sekarang Madrid hanya bisa mencetak sekitar 80 gol di semua kompetisi, jumlah yang jauh lebih rendah dari era Cristiano.
Bagaimanapun, Italian Defense jadi salah satu satu kekuatan Madrid musim ini. Meski tidak benar-benar sempurna, setidaknya pertahanan jadi salah satu kekuatan Madrid musim ini.
Hi. I’m Designer of Blog bintangsboinfo. I’m Customer Service. I’m Creative Art Director, Web Designer, UI/UX Designer, Interaction Designer, Industrial Designer, and Photographer. Inspired to make things looks better.
Blogger Comment