History Of Cake And Decorating
Sangat sulit menentukan tanggal pembuatan kue pertama kali dan dekorasinya juga. Diperkirakan dahulu orang Babel mengajarkan seni memanggang kepada orang Mesir. Sebuah sejarah menyatakan sekitar 700 SM di Mesir ada indikasi bahwa gula-gula yang dijajakan adalah awal mulanya kue dan ada pula yang menyatakan sebuah toko roti Ramses III menyediakan persiapan beberapa jenis kue dan roti.
Zaman sekarang kita dapat menemukan berbagai macam kue yang
di dekorasi khusus untuk merayakan berbagai kesempatan seperti : pernikahan,
ulang tahun, perayaan, peringatan dan Natal. Kue Natal memiliki sejarah panjang
dan hanya orang-orang kaya di abad ke delapan belas. Kacang polong akan
dipanggang dalam campuran buah, siapapun yang menemukan kacang akan dinobatkan
sebagai ‘Raja pesta’ dan “Ratu pesta”. Tetapi kue pengantinlah yang memiliki
tradisi terpanjang dan kisah perkembangan dekorasi yang berubah dari zaman ke
zaman dan menjadi sebuah seni.
Memahkotai Pengantin Wanita.
Tradisi membuat kue khusus untuk pernikahan di zaman Romawi.
Kue buah yang kecil dan sederhana akan dibuat secara tradisional diberikan
sebagai persembahan bagi para dewa, kue yang terdiri dari buah, kacang-kacangan
dan madu. Kue ini di letakan diatas kepala pengantin wanita sehingga dewa akan
memberkatinya. Tradisi inilah yang disebut memahkotai pengantin wanita.Tradisi ini dibawa ke Inggris oleh Julius Caesar pada tahun
54 SM dan menjadi bagian dari adat setempat. Pada awalnya hanya keluarga kaya
yang mampu mempraktekkan tradisi ini dan keluarga miskin hanya menaburkan
gandum dan jagung diatas kepala pengantin dengan mengharapkan kesuburan.
Memahkotai pengantin wanita berlanjut hanya sampai 200 thn
yang lalu. Sekarang ritual itu telah dibagi menjadi dua bagian. Nasi atau
confetti dilemparkan ke pengantin wanita agar diberikan kesuburan dan setiap
tamu diberikan sepotong kue untuk dimakan atau dibawa pulang (gadis-gadis
seharusnya tidur dengan sepotong kue di bawah bantal mereka agar memunculkan
impian calon suami).
BACA JUGA: BUNTIL - KULINER KHAS JAWA
Dekorasi Pertama
Diperkirakan kue-kue yang di hias disajikan pertama kali pada
masa pemerintahan Elizabeth I. Makanan era ini menjadi eksotis dan mewah dengan
penemuan kuliner baru dari seluruh kekaisaran.
Pada tahap ini kue pernikahan di panggang sebagai kue kecil
yang terpisah. Lebih seperti roti dengan lapisan pasta almond. Beberapa akan
dihancurkan ke pengantin wanita, beberapa dimakan oleh tamu dan beberapa
diberikan ke orang miskin diluar. Sisanya dibangun menjadi tumpukan dan diatur
dihadapan pengantin.
Ketika Charles II kembali dari pengasingannya di Prancis
untuk merebut kembali tahta Inggris pada tahun 1660, ia membawa kecintaannya
pada masakan Prancis dan beberapa koki kue Prancis favoritnya. Orang-orang
inilah yang menemukan tumpukan roti almond dan dihiasi pernak pernik.
Setelah ide menghias kue dengan pernak pernik, desakan
kepada semua koki besar di Eropa untuk menciptakan dekorasi yang lebih
fantastis. Persaingan pun sangat besar karena setiap koki ingin membuat sesuatu
yang sangat cocok untuk dihidangkan di meja raja. Patung gula dimulai di Italia
pada abad ke XVII. Giovanni Lorenzo Bernini menggunakan gula untuk membuat
karya seni untuk acara khusus. Namun tidak sampai tahun 1760-an semua kue
perayaan disatukan.
Pada tahun 1894 Ernest Schulbe pertama kali berkompetisi di
Pameran London. Dia menunjukan bagaimana alat untuk menghias kue yang kita
kenal sekarang hingga akhir abad kesembilan belas, meskipun terbuat dari tulang
daripada plastic. Bunga dimodelkan dengan cara yang sama, termasuk menggunakan
benang sari. Pasta yang digunakan adalah campuran marzipan.
Kue Pengantin Pria
Bahkan setelah menjadi kebiasaan umum untuk membuat kue
pengantin dengan gula di akhir abad ketujuh belas, kue ini masih akan
dihancurkan di kepala pengantin wanita. Dengan lapisan gula membuat ritual ini
lebih mudah, gula akan hancur dan bias dihujani ke pengantin wanita sementara
sisa kue dibiarkan dimakan.
Akhirnya keluarga pengantin wanita mulai menyiapkan dua kue
untuk pesta, satu untuk mahkota dan satu dibuat dengan dekorasi yang menarik
dengan menggunakan gula icing. Ini dikenal dengan kue pengantin.
Tradisi memahkotai mempelai berlanjut sampai sebelumn masa
pemerintahan Victoria dan saat itulah kue pengantin pria dipotong-potong untuk
dibawa pulang oleh para tamu dan kue pengantin wanita (dibuat dari campuran
yang lebih ringan tetapi lebih dihiasi) akan disajikan sebagai hidangan penutup
di pesta pernikahan.
Abad Terakhir
Pada zaman sekarang kita dapat melihat kue pengantin yang
sangat tinggi dan dihiasi bunga, air mancur sampange, figure pengantin atau
apapun.
Sejak awal abad kedua puluh, kue telah dinaikan
berlapis-lapis pada pilar. Awalnya hanya masyarakat kalangan atas saja yang
mampu membeli kue berjenjang ini. Selebihnya hanya menggunakan kue tunggal yang
dihiasi dan meletakkannya diatas vas untuk menambah ketinggian tampilan. Kue
bundar tiga tingkat menjadi tradisional.
Kebiasaan pengantin memotong kue bersama dimulai pada
1930-an di Inggris. Calon pengantin pria akan membantu pengantin wanita untuk
memotong kue menggunakan pedang atau pisau. Pada masa itu kue putih keras yang
dihiasi.
Dalam tiga puluh tahun terakhir ada banyak perubahan dalam
mode untuk kue pengantin. Icing pasta gula lunak menjadi popular dan dengan itu
penciptaan tehnik baru. Sugarpaste sering dibayangkan sebagai penemuan modern,
tetapi padda kenyataannya resep pasta gula diterbitkan pada tahun 1609 dalam
sebuah buku berjudul ‘Delights for Ladies’.
Blogger Comment