BAK KUT TEH
Bak Kut Teh yang disebut juga Sup Tulang Babi adalah hidangan iga babi yang dimasak hingga menjadi kaldu dapat kita temukan di Malaysia dan Singapura dimana terdapat banyak komunitas Hoklo dan Teowchew yang dominan dan juga di daerah tetangga seperti Kepulauan Riau dan Thailand Selatan.
Hidangan ini terdiri dari iga daging
babi yang direbus dalam kaldu herbal dan rempah-rempah seperti adas manis
bintang, kayu manis, cengkieh, daun gui, biji adas dan bawang putih selama
berjam-jam. Dari namanya banyak mengira bahwa hidangan ini juga menggunakan teh
sebagai salah satu bahan pembuatannya, tetapi hidangan ini tidak menggunakan teh
sedikit pun dalam pembnuatannya. Nama teh mengacu pada teh Cina oolong yang
kuat yang biasanya disajikan sebagai pendamping sup dengan keyakinan bahwa teh
dapat mencairkan atau melarutkan jumlah lemak yang di konsumsi dalam hidangan
sarat daging babi ini.
Baca Juga >>> PHO
Banyak juga tambahan yang digunakan
dalam sup ini seperti jeroan, jamur,sayur choy, dan potongan tahu kering. Bahkan
terkadang ada yang menggunakan ramuan Cina seperti yu zhu dan ju zhi yang
memberikan rasa sup yang lebih manis dan aroma yang kuat. Kecap hitam juga
ditambahakan ke dalam sup, banyaknya tergandung dalam variasi jenis masakannya.
Hidangan ini juga dapat dihiasi dengan daun ketumbar cincang atau daun bawang.
Di Malaysia, hidangan ini sering
disajikan dengan adonan goreng atau yang biasa disebut cha kwe dan untuk yang
menyukai rasa pedas biasanya ada juga sambal dengan potongan cabai rawit,
cincangan bawang putih dan kecap asin. Bak Kut Teh biasanya disajikan untuk
sarapan tetapi dapat juga disajikan untuk makan siang.
Bak Kut Teh pada umumnya dapat ditemui
di Malaysia dan Singapura, asal usul nya tidak begitu jelas tetapi banyak yang
meyakini bahwa hidangan ini dibawa dari Fujian China. Di Malaysia hidangan ini popular
dikaitkan dengan Klang, dimana penduduk setempat percaya bahwa itu adalah tempat
asal muasal bak kut teh. Ada beberapa versi tentang penemuan hidangan ini,
salah satunya adalah seorang sinshe lokal menciptakan hidangan ini pada tahun
1930 an, sementara yang lain mengklaim bahwa dia membawa resep tersebut dari
kota asalnya Fujian China. Pada tahun 1940 an hidangan ini juga diklaim telah
ditemukan di Port Klang untuk kuli yang bekerja di pelabuahn untuk menambah
makanan mereka yang sedikit dan sebagai tonik untuk meningkatkan kesehetan
mereka di awal abad ke 20.
Varian Teowchew dikembangkan di
Singapura dan dijual didaerah Clarke Quay dan Lembah Sungai setelah Perang
Dunia II. Pada tahun 1960 an, sup ini telah menjadi hidangan jalanan yang popular
di Singapura.
Terdapat tiga jenis Bak Kut Teh :
-
Gaya Teochew yang
berwarna terang tetapi menggunakan lebih banyak lada dan bawang putih dalam
sup.
-
Hoklo atau
Hokkien menggunakan berbagai bumbu dan kecap untuk membuat sup yang lebih
harum, bertekstur dan berwarna lebih gelap.
-
Orang Kanton
dengan budaya meminum sup, menambahkan ramuan obat juga untuk membuat rasa sup
yang lebih kuat.
Blogger Comment