GUNUNG BROMOGUNUNG BROMO
Diantara banyak godaan untuk
berkunjung lagi dan lagi, cantik panorama matahari terbit di kawasan Bromo
menjadi salah satu alasan yang tidak pernah lekang oleh waktu. Semburat cahaya
langit ragam warna yang perlahan muncul menggantikan pekat malam itu sudah
sejak lama jadi magnet bagi pelancong. Seiring popular, menikmati cantik
pemandangan ini tidak semata ditawarkan dari titik-titik itu saja. Opsi tempat
untuk berburu fajar di Bromo bertambah demi mempersembahkan keindahan dari sisi
berbeda. Beberapa di antaranya tengah hits, tapi ada juga yang belum terjamah
terlalu banyak turis. Pasalnya, kebanyakan dari mereka lupa bahwa selain
Malang, kawasan Bromo juga bisa diakses lewat Lumajang, Probolinggo, dan
Pasuruan.
Gunung Bromo dari bahasa sansekerta: Brahma (salah seorang Dewa Utama dalam agama Hindu) atau dalam bahasa Tengger dieja “Brama”, adalah sebuah gunung berapi aktif di Jawa Timur, Indonesia. Gunung ini memiliki ketinggian 2.329 meter di atas permukaan laut dan berada dalam empat wilayah kabupaten yakni Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten Malang. Gunung Bromo terkenal sebagai objek wisata utama di Jawa Timur.
Sebagai sebuah objek wisata,
Bromo menjadi menarik karena statusnya sebagai gunung berapi yang masih aktif. Gunung
Bromo termasuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Bentuk tubuh Gunung
Bromo bertautan antara lembah dan ngarai dengan kaldera atau lautan pasir
seluas sekitar 10 kilometer persegi. Ia mempunyai sebuah kawah dengan garis
tengah kurang lebih 800 meter (utara-selatan) dan kurang lebih 600 meter
(timur-barat). Sedangkan daerah bahayanya berupa lingkaran dengan jari-jari 4 km dari pusat
kawah Bromo.
BACA JUGA : PANTAI MBEHI
Selama abad 20 dan abad 21,
Gunung Bromoi telah meletus sebanyak beberapa kali, dengan interval waktu yang
teratur, yaitu 30 tahun. Letusan terbesar terjadi 1974 sedangkan letusan
terakhir terjadi pada 2015-sekarang. Bagi penduduk sekitar Gunung Bromo, suku Tengger, Gunung Bromo/Gunung Brahma dipercaya sebagai gunung suci. Setiap setahun
sekali masyarakat Tengger mengadakan upacara Yadnya Kasada atau Kasodo. Upacara
ini bertempat di sebuah pura yang berada di bawah kaki Gunung Bromo dan
dilanjutkan ke puncak Bromo. Upacara diadakan pada tengah malam hingga dini
hari setiap bulan purnama sekitar tanggal 14 atau 15 di bulan Kasodo
(kesepuluh) menurut penanggalan Jawa.
|
Blogger Comment