PHO
Pho adalah masakan mi sapi khas dari Vietnam.
Makanan ini berasal dari Hanoi dan menyebar hingga ke selatan yaitu kota Ho Chi
Minh dan ke seluruh penjuru dunia. Setiap negara mempunyai hidangan khas yang
terkenal luas begitu juga dengan Vietnam.
Semangkuk pho yang terdiri dari mi beras putih yang
disiram kuah kaldu bening, beberapa irisan daging tipis, ditambah dengan
sedikit irisan daun bawang dan bumbu-bumbu. Kita dapat menikmati makanan ini
untuk sarapan, makan siang ataupu makan malam.
Di Jakarta pun kita dapat menemukan restoran-restoran
yang menjual makanan ini. Pho terdiri dari dua jenis yaitu Pho Bac yang berasal
dari Vietnam Utara dan Pho Nam yang berasal dari Vietnam Selatan.
Makanan ini pertama kali mucul di Vietnam bagian
utara, sebelum pendudukan Prancis. Sebagai makanan rakyat atau jajanan kaki
lima di awal abad ke XX. Umumnya pho dihidangkan dengan irisan daging sapi.
Namun pada tahun 1939, pho mulai berkembang dan
muncullah pho dengan irisan daging ayam. Hal ini kemungkinan disebabkan karena
pemerintah saat itu melarang penjualan daging sapi di pasar setiap hari senin
dan jumat, karena terlalu banyaknya sapi yang disembelih.
Seiring berjalannya waktu saat pemisahan Vietnam
menjadi Vietnam Utara dan Vietnam selatan, para pengungsi dari utara yang lari
ke selatan membuat pho menjadi terkenal disana . Sebelumnya makanan ini tidak
terlalu terkenal di Vietnam bagian selatan. Di selatan inilah pho berkembang
dan muncul beberapa tambahan dan variasi yang membuatnya beda dengan pho dari
utara.
Baca Juga >>> ES CENDOL
Akan tetapi sekalipun Vietnam telah bersatu kembali,
kekhasan pho dari kedua daerah ini tetap dipertahankan dan kita dapat
membedakan Antara Pho Bac dan Pho Nam.
Pho yang dikenal di Vietnam bagian utara, dalam
sejarahnya tidak menggunakan daging. Karena penduduk setempat menggunakan sapi
untuk mengolah tanah dan pertanian.
Kedatangan pemerintah kolonial Prancis membuat
kebutuhan akan daging meningkat sehingga melakukan penyembelihan sapi.
Daging-daging yang berkualitas bagus akan dikonsumsi oleh pejabat kolonial Prancis
atau warga asing lainnya dan bagian sapi yang keras seperti tulang belulang
diberikan kepada penduduk lokal yang kemudian memanfaatkannya untuk dijadikan
kaldu atau kuah pho.
Di masa perang Vietnam pada tahun 1954, ketika bahan
makanan begitu sulit penduduk menambahkan cakwe sebagai pendamping pho. Sampai
sekarang pun cakwe masih sering digunakan sebagai pendamping pho.
Di sisi lain, pho nam memiliki cita rasa yang lebih
kaya dan beragam dengan variasi dan sentuhan modern. Walaupun cara membuat
kaldu untuk kuahnya sama, namun di Vietnam selatan mereka menambahkan berbagai
rempah-rempah sehingga membuat kaldunya lebih pekat dan kental. Rasanya lebih
kaya dan manis, karena ditambah sedikit gula, potongan lobak, kecambah,
bumbu-bumbu herbal yang tidak dibatasi dan saus hoisin.
Mereka juga menghidangkan pho dengan taburan kacang
panggang dan potongan daging yang lebih beragam. Sentuhan modern inilah yang
membuat pho nam lebih popular hingga ke manca negara.
Blogger Comment